Saat dikonfirmasi tentang hal tersebut di Front Row, Selasa (17/10), Pasha Ungu, tidak mengelak dan mengakuinya. "Memang betul," akunya singkat. Dituturkannya waktu itu saat masuk rekaman pihak label meminta dirinya untuk mengganti nama dengan pertimbangan nama Sigit sepertinya terdengar kurang pas dengan Ungu.
"Kedua nama Sigit sudah ada, yaitu Sigit-nya Base Jam yang juga menjadi pentolan, dan saat cari-cari nama, teman ada yang ingat kalau mantan drummer Ungu yang pertama bernama Pasha. Nah, dipakailah nama itu," beber bapak dua anak ini.
Lebih lanjut dikatakan, karena sudah familiar dengan nama pop-nya itu, ia jadi merasa asing saat orang panggil nama aslinya, Sigit. "Sampai sekarang kalau ketemu dia, ya, ketawa-tawa saja, tapi sekarang lama belum ketemu lagi," ujar Pasha.
Menurut suami Okky Agustina Sofyan serta ayah dari Kisya Alfaro Putra Sigit (2) dan Shakinah Adeliaputri Napasha (4 bln), nama yang disandang sekarang, dianggap sama sekali tidak ada hubungannya dengan hoki. "Saya tidak percaya itu," tegasnya. "Semua yang mengatur yang di atas, andaikan nama itu bawa hoki seharusnya album pertama juga meledak. Ini tidak," pungkasnya.
hanya DIRIMU SATU yang membuat aku MABUK KEPAYANG walau kau harus memilih DIA ATAU DIRIKU tapi SAMPAI KAPANPUN kau kan menjadi HAKIKAT CINTAKU yang IN TIME karna aku I NEED YOU dan aku ingin SELAMANYA kau PERCAYA PADAKU walau kita ALMOST SOULMATE tapi SAAT BAHAGIA kita lakukan bersama dan berDOA UNTUK IBU kita selalu panjatkan
Jumat, 23 Desember 2011
SEJARAH UNGU BAND
.:: UCPS ::.
UNGU....? Kenapa...?
... Kenapa tidak? Itu jawaban kita sewaktu ditanya oleh orang-orang di sekitar kita. Nama UNGU sendiri kita sebutkan secara tiba-tiba ketika ditanya oleh seorang MC di sebuah event. Kita ingin orang-orang mengingat dengan mudah dan cepat menempel di otak, jadilah kami memberi nama band ini UNGU!
Awalnya UNGU ?
UNGU terbentuk dengan sendirinya. Awalnya kita dari band yang berbeda, kebetulan sering latihan di studio yang sama dan akhirnya nge-jam bareng. Tidak hanya di studio, konsep nge-jam bareng ini dibawa juga ke panggung-panggung kecil sampai ke acara pensi sekolah di sekitar Tebet. Disitulah kita menemukan nama UNGU.
Ungu adalah grup musik Indonesia yang beranggotakan Pasha (penyanyi), Makki (bass), Enda (gitar), Oncy (gitar), dan Rowman (drum). Sampai tahun 2007 mereka telah menghasilkan 4 album dan 2 album mini. Ungu terbentuk tahun 1996. Motor pembentuknya adalah Ekky (gitar) dan saat itu vokalisnya adalah Michael, sedangkan drum dipegang oleh Pasha Van derr Krabb.
Tahun 1997, saat Ungu hendak manggung, Pasha Van derr Krabb 'menghilang' dan posisinya digantikan oleh Rowman. Enda yang sebelumnya adalah roadies-nya Ekky juga ikut bergabung dengan Ungu. Tahun 2000, Ungu mulai mempersiapkan album pertama mereka, yang akhirnya dirilis 6 Juli 2002 bertajuk Laguku. Sebelumnya, Ungu ikut mengisi 2 lagu di album kompilasi Klik bersama Lakuna, Borneo, Piknik, dan Energy. Ke dua lagu tersebut adalah "Hasrat" dan "Bunga". Single pertama album ini, "Bayang Semu" menjadi ost. sinetron ABG (RCTI).
Meski terbilang sukses, album ini baru mendapat Platinum Award setelah hampir 2 tahun album ini dirilis. Saat hendak masuk dapur rekaman untuk album kedua, Ekky memutuskan keluar. Oncy yang saat itu baru keluar dari Funky Kopral dipilih untuk menggantikan Ekky. Album kedua Ungu Tempat Terindah dirilis Desember 2003. Album ini menjagokan "Karena Dia Kamu" sebagai single pertama dan "Suara Hati" dipilih sebagai single kedua. Baru empat bulan dirilis, penjualannya telah mencapai 80.000 (delapan puluh ribu) kopi.
Jumlah yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan album pertama yang 'telah' mendapatkan platinum (150.000 kopi) dalam hitungan waktu satu setengah tahun.[1] Pada tahun 2005, Ungu menjadi salah satu artis yang berkolaborasi dengan Chrisye di album terbaru Chrisye, "Senyawa". Album Melayang dirilis Desember 2005.
Di albumnya yang ketiga dengan single "Demi Waktu", Ungu mendapat double platinum.[2] Dengan hits Demi Waktu mengantarkan Ungu jadi MTV Exclusive Artis di bulan Desember 2005. Gaung "Demi Waktu" merambah negeri Jiran, Malaysia. Empat perusahaan label berebut untuk mendapatkan hak edar di sana. “SRC, perusahaan yang menaungi Siti Nurhaliza akhirnya keluar sebagai pemenang.
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.October 20, 2006
Beken dengan Nama Comotan
Tidak banyak yang tahu bahwa nama Pasha yang selama ini dipakai vokalis Ungu itu bukanlah nama asli. Nama asli pria yang sedang populer seiring ketenaran bandnya itu adalah Sigit Purnomo Syamsudin Said. Pasha dicomot dari nama mantan penabuh drum pertama Ungu.
Si Pasha asli tersebut sekarang menjadi drumer grup band Kupu-kupu. Saat ditemui di Front Row Cafe, Senayan, Selasa lalu, Pasha Ungu mengakui hal tersebut. "Memang benar, itu bukan nama saya," ujarnya.
Awalnya, dia sama sekali tak berniat mengambil nama rekannya tersebut. Hanya, pihak label memintanya untuk berganti nama. Alasannya, nama aslinya dianggap kurang komersial dan telanjur identik dengan orang lain. "Sigit itu sudah ada beberapa. Salah satunya Sigit Base Jam," ungkapnya.
Lagi pula, nama Sigit dinilai kurang pas dengan image yang ditawarkan Ungu. Beberapa pilihan nama sudah dikantongi. Namun, yang dirasa pas adalah nama mantan drumer Ungu yang pertama tersebut. "Ada yang mengusulkan nama Pasha itu dan sepertinya oke. Jadilah namanya dipakai," kata bapak Kisya Alfaro Putra Sigit, 2, dan Shakinah Adeliaputri Napasha, 4 bulan, tersebut.
Meski mencomot nama orang lain, Pasha mengaku tidak pernah menemui masalah. Bahkan, kedua Pasha tersebut saling tersenyum saat bertemu. "Kami sih ketawa-ketawa saja kalau ketemu. Nggak pernah mempermasalahkan nama," ujar pria asal Palu tersebut.
Apalagi, mereka percaya bahwa nama tidak berkaitan dengan hoki. "Semua diatur Dari Atas. Kalau memang bawa hoki, seharusnya sejak dulu Ungu melejit," tegasnya.
Saat ini, Pasha malah merasa aneh jika ada yang memanggilnya dengan nama aslinya, Sigit. Suami Okky Agustina Sofyan tersebut sering tidak menyadari bahwa yang dipanggil itu adalah dirinya. "Sering begitu. Saya juga sudah nyaman dengan nama ini," ungkapnya.
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.October 20, 2006
Pasha ‘Ungu’ Catut Nama Orang Lain
Vokalis Ungu, Pasha ternyata menyatut nama orang lain. Pasha yang sekarang menjadi pentolan Ungu, sebenarnya bernama Sigit Purnomo Syamsudin Said, asal Palu. Dan nama Pasha yang sekarang ia pakai adalah nama mantan drummer pertama Ungu. Berita ini digulirkan oleh vokalis Kupu-Kupu, Rudy Prima beberapa waktu lalu, yang mana Pasha asli sekarang jadi drummer Kupu-Kupu.
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.October 22, 2006
Nama Ungu Dicatut
LANTARAN memiliki nilai jual tinggi, baru-baru ini nama Ungu dicatut oleh seorang oknum yang mengaku sebagai Yudith, Road Manajer Ungu. Menurut Yudith yang asli, guna menyakinkan korban, pelaku membawa poster, compact disk, dan kartu nama manajer Ungu. Dia menambahkan, saat ini seorang wanita telah menjadi korban penipuan tersebut. "Perempuan itu dibawa ke salon. Pas lagi nyalon, semua barang-barangnya seperti tas, handphone, dan lainnya diambil," jelas Yudith.
Sejauh ini kata Yudith, pihaknya belum tahu akan melakukan tindakan apa atas insiden ini. Adapun si korban sudah melaporkan penipuan ini ke polisi. Sementara Pasha, mengaku khawatir nama Ungu akan rusak di mata penggemar. "Ini sudah kriminal dan bisa merusak nama Ungu," kata vokalis Ungu ini. Agar tak jatuh korban lagi, dia meminta kepada penggemarnya untuk melakukan komunikasi langsung dengan manajemen Ungu. "Dapat dicek melalui nomor telepon yang ada di kaset (Ungu) atau melalui website," pinta cowok yang suka berkaca mata ini.
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.October 30, 2006
Salah Kostum, Ungu Ditolak Istana Wapres
Sial betul nasib grup band Ungu. Pertama kali bertandang ke istana wakil Presiden, eh mereka ditolak. Kenapa tuh? Apa mereka salah sebut nama wakil presiden kayak Mulan? Oh bukan, ternyata lima anak muda ini saltum alias salah kostum!
Ceritanya, Ungu bakal menerima penghargaan ‘inspiring album’ atas album religi ‘SurgaMu’ di hari sumpah pemuda ini. Sendirian, ada juga Cokelat dan Eross ‘SO7’. Penghargaan itu akan diberikan pagi tadi (30/10) di istana wakil presiden Jusuf Kalla. Maka berangkatlah Ungu dari Makassar, lokasi terakhir tur ‘Konser Salam Lebaran’.
Perjuangan pagi buta terbang ke Jakarta berbuah penolakan. Ungu benar-benar kaget ketika ‘diusir’ dari istana. Pasalnya mereka mengaku sudah konfirmasi dulu sebelum datang dengan stelan jas, t-shirt dan jeans. “ Kita lagi ditengah tur dan bela-belain pulang ke Jakarta karena undangan ini, kita sempat mampir ke penyewaan jas agar terlihat lebih pantas,” ungkap Makki, bassist Ungu saat dihubungi KG.
Siap dengan jas, mereka melaju menuju istana Wakil Presiden untuk menerima penghargaan atas album religi ‘SurgaMu’. Bukan sambutan hangat yang didapat, malah penolakan. “Dengan sangat jelas protokolernya mengatakan bahwa kostum kami berlima tidak pantas untuk dilihat Wapres” imbuh Makki.
Kontan Pasha, Oncy, Rowman, Enda dan Makki kaget. “Memang diundangannya tertulis mengenakan kemeja batik, tapi kita udah konfirmasi menjelaskan kondisi kita, dan katanya boleh,” terang Makki. Eh, pintu pertama sih lolos, pas pintu kedua. Dengan sikap -yang digambarkan- seperti majikan dan bawahan mereka menolak Ungu.
Ditolak masuk, Ungu pun memutuskan untuk pulang. Terima kasih untuk penghargaannya, tapi siapa yang mau menerima? Tidak satupun wakil mereka masuk.
“Kita berterima kasih dengan penghargaannya, enggak semua band mendapat kesempatan itu,” tutur Makki tulus. Tapi, dia pun berharap agar birokrasi di kalangan internal istana diperbaiki. “Kalo boleh ya boleh, enggak ya enggak,” cetusnya. Oke dah, sabar aja.
Ceritanya, Ungu bakal menerima penghargaan ‘inspiring album’ atas album religi ‘SurgaMu’ di hari sumpah pemuda ini. Sendirian, ada juga Cokelat dan Eross ‘SO7’. Penghargaan itu akan diberikan pagi tadi (30/10) di istana wakil presiden Jusuf Kalla. Maka berangkatlah Ungu dari Makassar, lokasi terakhir tur ‘Konser Salam Lebaran’.
Perjuangan pagi buta terbang ke Jakarta berbuah penolakan. Ungu benar-benar kaget ketika ‘diusir’ dari istana. Pasalnya mereka mengaku sudah konfirmasi dulu sebelum datang dengan stelan jas, t-shirt dan jeans. “ Kita lagi ditengah tur dan bela-belain pulang ke Jakarta karena undangan ini, kita sempat mampir ke penyewaan jas agar terlihat lebih pantas,” ungkap Makki, bassist Ungu saat dihubungi KG.
Siap dengan jas, mereka melaju menuju istana Wakil Presiden untuk menerima penghargaan atas album religi ‘SurgaMu’. Bukan sambutan hangat yang didapat, malah penolakan. “Dengan sangat jelas protokolernya mengatakan bahwa kostum kami berlima tidak pantas untuk dilihat Wapres” imbuh Makki.
Kontan Pasha, Oncy, Rowman, Enda dan Makki kaget. “Memang diundangannya tertulis mengenakan kemeja batik, tapi kita udah konfirmasi menjelaskan kondisi kita, dan katanya boleh,” terang Makki. Eh, pintu pertama sih lolos, pas pintu kedua. Dengan sikap -yang digambarkan- seperti majikan dan bawahan mereka menolak Ungu.
Ditolak masuk, Ungu pun memutuskan untuk pulang. Terima kasih untuk penghargaannya, tapi siapa yang mau menerima? Tidak satupun wakil mereka masuk.
“Kita berterima kasih dengan penghargaannya, enggak semua band mendapat kesempatan itu,” tutur Makki tulus. Tapi, dia pun berharap agar birokrasi di kalangan internal istana diperbaiki. “Kalo boleh ya boleh, enggak ya enggak,” cetusnya. Oke dah, sabar aja.
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.October 30, 2006
Masuk Istana Wapres, Ungu Diusir!
Jakarta, Grup band yang tengah naik daun Ungu ketiban sial. Senin (30/10/2006), band penembang ‘Demi Waktu’ itu diusir saat hendak memasuki Istana Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kok?
Ungu datang memenuhi undangan sebagai salah satu band yang ikut menerima penghargaan dari pemerintah dalam rangka Hari Sumpah Pemuda. Para personel Ungu, Pasha, Enda, Makki, Onci dan Rowman tiba di Istana Wapres, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, sekitar pukul 10.30 WIB.
Saat akan memasuki gedung auditorium tempat acara berlangsung, enam cowok tersebut dihadang petugas Paspampres. Keenamnya dilarang masuk ke arena acara karena memakai celana jeans. Sekadar informasi, di lingkungan Istana Wapres memang ada peraturan tertulis kalau setiap orang harus memakai pakaian rapih dan sopan.
Tak tahu harus berkata apa, tanpa perlawanan para personel Ungu pun pasrah. Dengan sedikit kesal dan tak mengeluarkan komentar apapun, Pasha dan kawan-kawan pergi meninggalkan Istana Wapres.
Senin (30/10/2006), Ungu bukan satu-satunya band yang bertandang ke kantor Wapres. Ada juga grup band Cokelat dan personel Sheila On 7, Erros. Mereka diundang untuk menerima penghargaan karena telah menciptakan dan mempopulerkan lagu ‘Bendera’ yang membangkitkan rasa nasionalisme.
Penghargaan diserahkan oleh Menpora Adhyaksa Dault kepada Erros dan vokalis Cokelat Kikan. Penyerahan penghargaan tersebut juga turut disaksikan oleh Wapres Jusuf Kalla.
Saat akan memasuki gedung auditorium tempat acara berlangsung, enam cowok tersebut dihadang petugas Paspampres. Keenamnya dilarang masuk ke arena acara karena memakai celana jeans. Sekadar informasi, di lingkungan Istana Wapres memang ada peraturan tertulis kalau setiap orang harus memakai pakaian rapih dan sopan.
Tak tahu harus berkata apa, tanpa perlawanan para personel Ungu pun pasrah. Dengan sedikit kesal dan tak mengeluarkan komentar apapun, Pasha dan kawan-kawan pergi meninggalkan Istana Wapres.
Senin (30/10/2006), Ungu bukan satu-satunya band yang bertandang ke kantor Wapres. Ada juga grup band Cokelat dan personel Sheila On 7, Erros. Mereka diundang untuk menerima penghargaan karena telah menciptakan dan mempopulerkan lagu ‘Bendera’ yang membangkitkan rasa nasionalisme.
Penghargaan diserahkan oleh Menpora Adhyaksa Dault kepada Erros dan vokalis Cokelat Kikan. Penyerahan penghargaan tersebut juga turut disaksikan oleh Wapres Jusuf Kalla.
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.October 31, 2006
Ungu Diusir dari Istana Wapres
Puncak perayaan Hari Sumpah Pemuda di Istana Wakil Presiden Jusuf Kalla di Merdeka Selatan, Jakarta, kemarin menyisakan rasa sakit hati di benak para personel Ungu. Grup band yang namanya sedang melejit itu seharusnya datang untuk menerima salah satu penghargaan dari Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault. Tapi, mereka terpaksa pulang dengan tangan hampa, bahkan sebelum acara dimulai.
Penyebabnya, tutur Cita, manajer Ungu, pakaian yang dikenakan Pasha, Enda, Rowman, Makki, dan Oncy, dinilai tidak memenuhi aturan protokoler. Alhasil, baru memasuki areal istana, mereka langsung "dipersilakan" keluar oleh beberapa petugas berpakaian safari.
Cita yang pada kesempatan itu ikut mendampingi Pasha dan teman-teman sebenarnya dapat memaklumi larangan tersebut. Namun, tutur Cita, anak-anak Ungu merasa sakit hati dengan cara petugas yang dianggap terlalu kasar saat meminta mereka pergi.
"Cuma, teguran yang terlalu keras disesalkan sama anak-anak. Terlalu kasar. Sudah gitu, di depan tamu undangan lain. Tapi, mau bagaimana lagi," sesal Cita saat dihubungi kemarin.
Sebetulnya, menurut Cita, personel Ungu berusaha tampil sopan ke acara yang juga dihadiri beberapa pejabat tinggi negara tersebut. Namun, keadaan tidak memungkinkan mereka untuk berpakaian "sempurna".
Sehari sebelum acara, Minggu lalu (29/10), Ungu masih harus show di Makassar. Untuk memenuhi undangan di Istana Wapres tersebut, Ungu sengaja terbang ke Jakarta menggunakan pesawat paling pagi. "Sampai di Jakarta sudah pukul delapan. Jadi, nggak sempat pulang untuk mengambil baju," jelas Cita.
Karena itu, Ungu hanya memakai pakaian yang ada di koper mereka. "Dengan kondisi seperti itu, kami sudah berusaha tampil sopan. Anak-anak sudah pakai jas. Tapi, bawahannya jins. Itu yang jadi masalah," terangnya. "Sebenarnya, panitia acara sudah mengusahakan agar kami masuk. Tapi, komandan protokoler tetap menyatakan tidak bisa," lanjut Cita lirih.
Ditanya apa penghargaan yang akan diterima Ungu kemarin, Cita menjawab, "Ungu dinilai sebagai band anak muda yang punya album religi. Lagu-lagu Ungu juga dinilai paling banyak ciptaan sendiri, bukan aransemen ulang atau jiplak dari mana-mana. Selain itu, album kami dianggap sukses di pasaran."
Penjualan album terbaru Ungu yang juga merupakan album religi pertama mereka, SurgaMu, memang terbilang fantastis, mengungguli band-band lain yang mengeluarkan album serupa. Hanya dalam tempo dua minggu, penjualan album tersebut menembus angka 150 ribu kopi. Hingga saat ini, album mereka terjual lebih dari 400 ribu kopi.
Entah bagaimana kelanjutan dari penghargaan yang hari itu gagal diterima anak-anak Ungu tersebut. "Soal penghargaan itu, belum tahu gimana-gimananya. Sekarang anak-anak lagi istirahat sambil menenangkan diri. Soalnya, besok (hari ini) harus berangkat ke Sulawesi lagi," jelas Cita.
Dihubungi secara terpisah, Makki mengaku sangat kecewa dengan kejadian itu. Terlebih, mereka sangat mengharapkan bisa datang ke acara tersebut. "Iyalah, pasti kecewa banget. Kami sudah bela-belain terbang dari Makassar, tapi ternyata gagal hanya karena jins," kata Makki yang mengaku masih kelelahan akibat jadwal padat.
"Padahal, kami sudah tanya-tanya soal protokoler sebelumnya. Tapi, sudahlah. Saya nggak mau menyalahkan siapa-siapa. Ungu sendiri juga nggak salah. Ini cuma masalah miskomunikasi saja," ungkap Makki.
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.October 31, 2006
Seruan Damai Ungu
Niat baik bisa disampaikan siapa saja, lewat media apa saja. Ungu, misalnya, tahu betul bagaimana menyampaikan salam perdamaian lewat aksi panggung.
"Konser Salam Lebaran" di Lapangan Karebosi, Makassar, Minggu (29/10) malam, menempatkan band yang diawaki Pasha, Oncy, Makki, Rowman, dan Enda sebagai pemuncak acara. Saat itulah mereka tak cuma unjuk kebintangan. Mengetahui sekitar 10.000 penonton mengelu-elukan mereka, Pasha, vokalis yang jadi motor grup itu, menyeru salam perdamaian.
‘’Apa karebo Makassar? Malam ini, semoga saudara-saudara kita yang melakukan perundingan damai di Poso, Sulawesi Tengah, mencapai kesepakatan. Jadi, tak ada lagi pertikaian antara umat Islam dan Kristen,'’ ujar dia dari atas panggung.
Tanpa komando, Cliquers atau pencinta Ungu berseru, ‘’Amin!'’ Sejurus kemudian, Pasha melantunkan tembang ‘’Tak Perlu'’ dalam konser yang juga menampilkan Garasi sebagai grup pembuka itu.
Aksi Ungu di Kota Butta Anging Mammiri itu adalah pemuncak "Konser Salam Lebaran" yang digelar tiga hari berturut-turut 27, 28, dan 29 Oktober. Pada malam bersamaan di Palembang tampil Ari Lasso dan Tipe-X, Surabaya Samsons dan Caffeine, serta Banjarmasin Radja dan Utopia.
Sangat Dikenal
Ungu yang tampil di Makassar boleh berbangga diri. Bukan cuma lantaran tembang mereka, seperti Berikan Aku Cinta, Andai Ku Tahu, Tercipta untukku, Selamat Lebaran, Surga-Mu, Sejauh Mungkin, Aku Bukan Pilihan, dan Bayang Semu, sangat dikenal para pencinta.
Namun, karena konser yang digagas Gudang Garam dan 18 Production itu tak ubahnya karaoke massal. Seruan damai dari atas panggung pun kian mengundang simpati mendalam dari para pemuja mereka.
Pada saat konser di Lapangan Karebosi, di Poso, Sulawesi Tengah, berlangsung kesepakatan damai yang digagas Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Dengung kesepakatan damai pun menguar hingga ke seluruh wilayah Sulawesi. Tdak mengherankan jika semua lapisan masyarakat berdoa agar kerusuhan segera usai di tanah Bugis.
‘’Seruan damai Pasha dan Ungu dalam konser ini sangat menyejukkan,'’ ujar Lingkan Diana Bolang dari 18 Production.
Dia menuturkan hampir semua penampil dalam konser setiap tahun untuk menyambut Idul Fitri itu menyerukan perdamaian. Ya, Iwan Fals, Slank, Cokelat, Radja, Pas Band, Ada Band yang tampil di 12 kota, termasuk di Tegal, menyerukan salam perdamaian.
Di belakang panggung, ketika jam menunjukkan pukul 22.00 Wita, Pasha yang berpeluh menyatakan harapan, semoga perdamaian di Poso menjadi nyata. ‘’Kami cuma mampu berdoa. Namun, bukankah doa juga yang mampu membuat sesuatunya menjadi nyata?'’
‘’Apa karebo Makassar? Malam ini, semoga saudara-saudara kita yang melakukan perundingan damai di Poso, Sulawesi Tengah, mencapai kesepakatan. Jadi, tak ada lagi pertikaian antara umat Islam dan Kristen,'’ ujar dia dari atas panggung.
Tanpa komando, Cliquers atau pencinta Ungu berseru, ‘’Amin!'’ Sejurus kemudian, Pasha melantunkan tembang ‘’Tak Perlu'’ dalam konser yang juga menampilkan Garasi sebagai grup pembuka itu.
Aksi Ungu di Kota Butta Anging Mammiri itu adalah pemuncak "Konser Salam Lebaran" yang digelar tiga hari berturut-turut 27, 28, dan 29 Oktober. Pada malam bersamaan di Palembang tampil Ari Lasso dan Tipe-X, Surabaya Samsons dan Caffeine, serta Banjarmasin Radja dan Utopia.
Sangat Dikenal
Ungu yang tampil di Makassar boleh berbangga diri. Bukan cuma lantaran tembang mereka, seperti Berikan Aku Cinta, Andai Ku Tahu, Tercipta untukku, Selamat Lebaran, Surga-Mu, Sejauh Mungkin, Aku Bukan Pilihan, dan Bayang Semu, sangat dikenal para pencinta.
Namun, karena konser yang digagas Gudang Garam dan 18 Production itu tak ubahnya karaoke massal. Seruan damai dari atas panggung pun kian mengundang simpati mendalam dari para pemuja mereka.
Pada saat konser di Lapangan Karebosi, di Poso, Sulawesi Tengah, berlangsung kesepakatan damai yang digagas Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Dengung kesepakatan damai pun menguar hingga ke seluruh wilayah Sulawesi. Tdak mengherankan jika semua lapisan masyarakat berdoa agar kerusuhan segera usai di tanah Bugis.
‘’Seruan damai Pasha dan Ungu dalam konser ini sangat menyejukkan,'’ ujar Lingkan Diana Bolang dari 18 Production.
Dia menuturkan hampir semua penampil dalam konser setiap tahun untuk menyambut Idul Fitri itu menyerukan perdamaian. Ya, Iwan Fals, Slank, Cokelat, Radja, Pas Band, Ada Band yang tampil di 12 kota, termasuk di Tegal, menyerukan salam perdamaian.
Di belakang panggung, ketika jam menunjukkan pukul 22.00 Wita, Pasha yang berpeluh menyatakan harapan, semoga perdamaian di Poso menjadi nyata. ‘’Kami cuma mampu berdoa. Namun, bukankah doa juga yang mampu membuat sesuatunya menjadi nyata?'’
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.October 31, 2006
Ungu Diusir!
Lantaran memakai celana jins, grup band Ungu diusir dari Istana Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (30/10). Padahal, mereka datang ke sana karena diundang mengikuti peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-78. Personel Ungu mengaku kecewa dan sakit hati.
Padahal di acara itu Ungu akan menerima penghargaan, karena album religi mereka, SurgaMu. Ungu dianggap sebagai band yang bisa menginspirasi generasi muda. Penghargaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga itu sedianya akan diserahkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Selain Ungu, band Cokelat dan Eross Chandra "Sheila on 7" juga menerima penghargaan serupa.
"Jelas kami kecewa. Impian kami untuk bertemu Bapak Jusuf Kalla kandas. Padahal, kami sudah membayangkan akan bersalaman, berfoto bareng, minta tanda tangan, dan lain-lain. Apalagi karena kami mengagumi beliau, jadi kami sedih karena impian itu tidak tercapai," kata Pasha, vokalis Ungu kepada Warta Kota, di kantor Trinity Optima, Senin (30/10).
Ungu bukan berlaku tidak sopan dengan memakai celana jins, sebab sebelum datang ke acara itu, mereka sudah bertanya ke panitia dan panitia memperkenankan mereka tampil apa adanya asal rapi. "Panitia bilang, tolong jangan hilangkan identitas band. Kami sudah berkali-kali bertanya apa benar boleh pakai baju yang biasa kami pakai. Mereka bilang oke. Jadi, kami pakai baju yang biasa kami pakai, tapi jelas lebih rapi dari biasanya. Kami bahkan bela-belain menyewa jas demi tampil lebih rapi," kata Pasha.
"Kalau saja panitia menegaskan kami harus tampil dengan celana kain dan baju batik, pasti juga kami bela-belain pakai baju itu. Tapi, mereka kan sudah bilang kami tidak harus mengubah identitas berbusana kami," tambah Makki.
Lima personel Ungu, Pasha, Makki (bas), Rowman (drum), Onci (gitar), dan Enda (gitar), kemudian diminta pulang oleh petugas protokoler di Istana Wapres. Impian untuk mendapat penghargaan langsung dari tangan Wapres, Jusuf Kalla pun buyar. "Kalau tidak disebut diusir, kami diapakan ya? Ya datang ke rumah orang tapi tidak boleh masuk bisa dibilang apa? Petugas protokoler bilang, kami enggak bisa masuk karena pakai jins, mereka bilang kami pulang saja ya sudah kami pulang," kata Pasha.
Sakit hati
Menurut Cita, manajer Ungu, yang dihubungi terpisah mengatakan bahwa sebenarnya para personel Ungu dapat memaklumi aturan protokoler kepresidenan tersebut. Namun, kata Cita, anak-anak Ungu merasa sakit hati karena cara petugas protokoler yang terlalu kasar saat meminta mereka keluar karena mengenakan celana jins yang dianggap tidak sopan. "Cuma itu (teguran yang terlalu keras–Red) yang disesalkan sama anak-anak. Terlalu kasar. Apalagi pengusiran itu dilakukan di depan tamu undangan lain. Ya sudah, mau bagaimana lagi," ujar Cita.
Sebenarnya, Pasha bisa masuk Istana karena ia memakai celana dari bahan katun. Tapi, karena Ungu adalah band, ia menolak masuk sendirian. Ia memilih bersama rekan-rekannya. "Trus waktu kami sudah jalan pulang, ada dua petugas mengejar. Mereka meminta kami tidak pulang dulu, tapi kami sudah telanjur masuk mobil dan akhirnya kami memutuskan untuk tidak kembali ka sana," ungkap Pasha.
Ungu mengaku kecewa berat apalagi karena mereka sudah bela-belain pulang ke Jakarta dari tur mereka di Sulawesi. Makki bilang, mereka tidak tidur sehabis konser di Makassar, Minggu (29/10) malam. Mereka terbang ke Jakarta dengan pesawat paling pagi. Mereka pun tiba di Jakarta pukul 08.00. "Kekecewaan kami karena cara panitia tidak mengizinkan kami masuk yang kurang enak. Masalahnya, di pintu pemeriksaan pertama, kami sudah bisa masuk, di pintu kedua kami sama sekali tidak bisa masuk. Artinya, ini tidak ada koordinasi antarmereka. Kalau mengurus hal seperti ini saja mereka tidak mampu, bagaimana mengurus hal lain yang lebih besar?" ungkap Makki.
Tapi, Ungu mengaku mereka juga mendapat pelajaran berarti dari peristiwa itu. Kata Pasha, "Kami mendapat pelajaran untuk tidak bermimpi masuk istana tanpa celana kain. Tanpa baju batik."
Meski demikian, Ungu mengaku bersyukur mendapat penghargaan dari pemerintah. Mereka bangga karena artinya kerja keras mereka di bidang seni mendapat perhatian dari pemerintah. "Sayangnya kami tidak bisa menerima langsung penghargaan itu. Kami juga belum tahu apakah penghargaan itu tetap akan kami terima. Kalau ya, paling juga dikirim," kata Pasha.
Setelah insiden itu, Ungu akan kembali ke Sulawesi. Mereka masih harus menyelesaikan tur ke lima kota di sana.
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.November 1, 2006
Ungu Pukau Makassar
Kelompok Band Ungu berhasil memukau ribuan Cliquers Ungu–sebutan bagi para penggemar fanatik kelompok band tersebut–dalam Konser Salam Lebaran yang digelar di Lapangan Karebosi, Makassar, Minggu (29/10) malam.
Sedikitnya 10 ribu anak muda Makassar tumpah ruah memadati lapangan karebosi demi menyaksikan penampilan band kesayangan mereka. Ungu yang beranggotakan Pasha (vokal), Enda (gitar), Makki (bass) dan Rowman (drum) serta Oncy (gitar), berhasil membawa penonton pada suasana yang begitu hangat dan bersahabat. Pasha tampil menjadi juru kunci yang mampu membawa suasana pada keakraban. Maklumlah, meski bukan orang asli Makassar , toh darah Sulawesi mengalir deras dalam tubuhnya. Itulah yang membuat tak ada jarak dengan para Cliquers Ungu di Makassar. Lagu Tak Perlu menjadi lagu pembuka penampilan Ungu malam tadi. Tentu saja, lagu tersebut tak lah asing buat penggemarnya di Makassar . Mereka pun langsung berjingkrak sembari melantunkan bersama-sama dengan penuh suka cita. Satu jam Ungu tampil memukau. Tak hanya Tak Perlu, mereka juga membawakan lagu-lagu yang kini begitu akrab di telinga kita. Sebut saja, Andaiku Tau, Berikan Aku Cinta, Tercipta Untukku, Aku Bukan Pilihan, Selamat Lebaran dan Surgamu.
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.November 9, 2006
Konser Ungu di Palopo Diwarnai Keributan
Palopo, Tribun — Konser Ungu yang berlangsung di pelataran parkir Gedung Olahraga (GOR) Lalagaligo Palopo, Rabu (8/11) malam, diwarnai kericuhan. Vokalis Ungu, Pasha, nyaris terkena lemparan batu dari penonton. Ribuan penonton yang memadati pelataran parkir GOR melampiaskan kekesalan mereka dengan melempari panggung yang akan digunakan Pasha dkk. Pasalnya, grup band yang ngetop lewat lagu Demi Waktu ini tidak kunjung tampil di panggung. Kekesalan penonton kian memuncak saat semua lampu di atas panggung padam dan sound system yang dipasang panitia tidak berfungsi karena gangguan teknis. "Daya listrik yang masuk hanya 110 watt," kata salah seorang panitia yang terlihat sangat panik. Dua orang master of ceremony (MC) yang berusaha menenangkan penonton memilih meninggalkan panggung karena takut terkena lemparan batu yang menghujani panggung. Pasha dkk yang berada di atas mobil kijang warna hitam tidak berani turun dari mobil karena penonton semakin brutal melempari panggung dengan batu kerikil. |
Alat musik drum yang ditinggal pergi pemainnya sesekali terdengar berbunyi takkala terkena lemparan batu penonton. Sekitar 30 menit suasana konser gelap gulita karena tak satupun lampu yang berada dalam lokasi konser menyala. Kapolresta Bertindak Akibat hujan batu oleh penonton ini, tidak sedikit penonton terkena lemparan batu yang mengakibatkan kepala mereka mengeluarkan darah segar. Suasana ricuh ini baru berhasil dikendalikan setelah lampu kembali menyala dan sound system kembali dapat difungsikan. Untuk menenangkan para penonton, Kepala Polresta Palopo, AKBP Arwin, naik ke atas panggung yang penuh dengan batu kerikil dan meminta agar seluruh penonton bisa tenang sehingga acara konser tersebut dapat dilanjutkan. Sambutan meriah pun diberikan para penonton ketika Pasha tampil ke atas panggung dan menyapa ribuan penggemar mereka itu. "Walau merasa kesal atas aksi pelemparan tadi, tetapi saya merasa bangga tampil di Palopo karena ternyata keinginan teman-teman untuk bersama Ungu malam ini sangatlah besar," kata Pasha sambil menambahkan bahwa selama tur mereka, Palopo-lah yang tercatat sebagai penonton terbanyak. Ribuan penonton yang mayoritas ABG itu pun terbius oleh lagu-lagu pop dan religi yang dilantunkan Pasha. Walau diawali dengan kericuan, konser Ungu di Palopo berakhir dengan aman dan tertib. |
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.November 9, 2006
Ungu Band Sukses Besar di Sulselra
LUAR biasa pesona Ungu Band. Dalam turnya bertajuk Clas Music in Tour With Ungu di lima kota Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra), Pasha dan kawan-kawan menuai sukses besar. Mereka bakal mengakhiri turnya malam ini di Colors Pub & Resto, Makassar.
Ungu Band mengawali turnya di Kota Kendari, Kamis (2/11) lalu. Puluhan ribu penonton tumpah ruah di Stadion Lakidende, Kendari. Sambutan hangat penonton seperti itu juga terjadi di Kota Bone dan Kota Palopo. Di tiga kota itu rata-rata penonton mencapai 20 ribu orang, bahkan di Palopo mencapai 25 ribu orang. Ungu Band memecahkan rekor penonton terbanyak di tiga kota itu selama tahun ini.
"Jumlah penonton itu bisa dihitung dari orang yang masuk dan menukarkan tiketnya dengan rokok Clas Mild. Di Kendari, Bone, dan Palopo, penonton yang menukarkan tiketnya dengan rokok mendekati angka 20 ribu bungkus," kata Haedir dari Clas Mild Makassar selaku sponsor utama tur Ungu Band.
Menurutnya, kecuali di Kolaka, penonton hanya mencapai 10 ribu lebih. Dan, diharapkan malam ini penggemar Ungu Band di Makassar juga tidak melewatkan menyaksikan aksi panggung Pasha di Colors.
Sebelum tampil malam hari, pukul 11.00 siang ini personel Ungu Band akan menggelar jumpa fans di Valentino Pool & Cafe. Bagi penggemar Ungu, bisa berdialog langsung dengan Pasha dan kawan-kawan.
Sudah dapat dipastikan, mengakhiri turnya di lima kota, nanti malam Pasha akan menyanyikan lagu-lagunya yang sudah akrab di telinga penggemarnya. Misalnya, lagu Surgamu, Andai Kutahu, dan lagu-lagu lainnya, so pasti dipersembahkan untuk warga Kota Makassar. Setidaknya Pasha akan menyanyikan 12 lagu di Clors nanti malam.
Band yang diawaki Makki, Onci, Pasha, Enda, dan Rowman, ini tur di lima kota melalui Fair Production sebagai promotour dan Ungu Production sebagai organized event.
Selain Ungu, turut pula menyemarakkan acara Class Music Tour ini adalah home band Colors, Punk Romance dan resident DJ Colors DJ Eq, yang dengan kekuatannya masing-masing akan menghibur clubbers Makassar.
Pasha, Anak Palu yang Jadi Idola
SAUDARA-saudaranya terperangah. Kok, Sigit tiba-tiba tampil sebagai vokalis Ungu Band? Sigit Purnomo Syamsudin Said yang berganti nama menjadi Pasha, bisa menjadi penyanyi?
"Saya juga kaget tiba-tiba adik saya menjadi penyanyi," kata kakak kandung Pasha, Helmy Syamsudin Said yang kini anggota DPRD Sulawesi Tengah dari Partai Demokrat. Itu pula yang dialami kakaknya yang lain, Uly, pemain sinetron di Jakarta.
Ketika sekolah di SMAN 2 Palu, Pasha memang sudah mulai bermain musik. Ia membentuk band di sekolahnya. Tetapi Pasha bukanlah vokalis, kecuali mahir bermain gitar atau keyboard.
Ayahnya, Syamsudin, memang termasuk penyanyi. Tahun 60-an, Syamsudin punya band di Donggala, dan dia sebagai vokalis. Tidak heran, setiap ada acara di Palu, anak-anaknya selalu disuruh tampil menyanyi. Kecuali Pasha, tidak pernah mau disuruh menyanyi.
Pasha memang anak pemalu. Dari 10 bersaudara, anak kelima itu tak seperti saudara-saudaranya yang tampil berani di depan umum. Helmy, misalnya, ketika kecil selalu tak segan-segan untuk tampil menyanyi di acara-acara yang dihadiri keluarganya.
Pasha lahir di Donggala, ibu kota Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, 27 November 1979. Ibunya, Andi Bumbeng Pasamalangi, berdarah Bone-Toraja, Sulawesi Selatan. Kedua orangtuanya memang selalu mendorong anak-anaknya bermain musik.
Tahun 1997, Pasha tamat di SMAN 2 Palu dan langsung ke Jakarta. Ia memilih melanjutkan studinya di IKJ Jakarta. Namun kuliahnya tidak selesai. Di Jakarta lah suami Okky Agustina Sofyan serta ayah dari Kisya Alfaro Putra Sigit (2) dan Shakinah Adeliaputri Napasha (4 bln), itu muncul sebagai penyanyi. Dia bukan lagi anak pemalu, tetapi berubah menjadi salah satu idola kaum muda sekarang ini.
"Jumlah penonton itu bisa dihitung dari orang yang masuk dan menukarkan tiketnya dengan rokok Clas Mild. Di Kendari, Bone, dan Palopo, penonton yang menukarkan tiketnya dengan rokok mendekati angka 20 ribu bungkus," kata Haedir dari Clas Mild Makassar selaku sponsor utama tur Ungu Band.
Menurutnya, kecuali di Kolaka, penonton hanya mencapai 10 ribu lebih. Dan, diharapkan malam ini penggemar Ungu Band di Makassar juga tidak melewatkan menyaksikan aksi panggung Pasha di Colors.
Sebelum tampil malam hari, pukul 11.00 siang ini personel Ungu Band akan menggelar jumpa fans di Valentino Pool & Cafe. Bagi penggemar Ungu, bisa berdialog langsung dengan Pasha dan kawan-kawan.
Sudah dapat dipastikan, mengakhiri turnya di lima kota, nanti malam Pasha akan menyanyikan lagu-lagunya yang sudah akrab di telinga penggemarnya. Misalnya, lagu Surgamu, Andai Kutahu, dan lagu-lagu lainnya, so pasti dipersembahkan untuk warga Kota Makassar. Setidaknya Pasha akan menyanyikan 12 lagu di Clors nanti malam.
Band yang diawaki Makki, Onci, Pasha, Enda, dan Rowman, ini tur di lima kota melalui Fair Production sebagai promotour dan Ungu Production sebagai organized event.
Selain Ungu, turut pula menyemarakkan acara Class Music Tour ini adalah home band Colors, Punk Romance dan resident DJ Colors DJ Eq, yang dengan kekuatannya masing-masing akan menghibur clubbers Makassar.
Pasha, Anak Palu yang Jadi Idola
SAUDARA-saudaranya terperangah. Kok, Sigit tiba-tiba tampil sebagai vokalis Ungu Band? Sigit Purnomo Syamsudin Said yang berganti nama menjadi Pasha, bisa menjadi penyanyi?
"Saya juga kaget tiba-tiba adik saya menjadi penyanyi," kata kakak kandung Pasha, Helmy Syamsudin Said yang kini anggota DPRD Sulawesi Tengah dari Partai Demokrat. Itu pula yang dialami kakaknya yang lain, Uly, pemain sinetron di Jakarta.
Ketika sekolah di SMAN 2 Palu, Pasha memang sudah mulai bermain musik. Ia membentuk band di sekolahnya. Tetapi Pasha bukanlah vokalis, kecuali mahir bermain gitar atau keyboard.
Ayahnya, Syamsudin, memang termasuk penyanyi. Tahun 60-an, Syamsudin punya band di Donggala, dan dia sebagai vokalis. Tidak heran, setiap ada acara di Palu, anak-anaknya selalu disuruh tampil menyanyi. Kecuali Pasha, tidak pernah mau disuruh menyanyi.
Pasha memang anak pemalu. Dari 10 bersaudara, anak kelima itu tak seperti saudara-saudaranya yang tampil berani di depan umum. Helmy, misalnya, ketika kecil selalu tak segan-segan untuk tampil menyanyi di acara-acara yang dihadiri keluarganya.
Pasha lahir di Donggala, ibu kota Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, 27 November 1979. Ibunya, Andi Bumbeng Pasamalangi, berdarah Bone-Toraja, Sulawesi Selatan. Kedua orangtuanya memang selalu mendorong anak-anaknya bermain musik.
Tahun 1997, Pasha tamat di SMAN 2 Palu dan langsung ke Jakarta. Ia memilih melanjutkan studinya di IKJ Jakarta. Namun kuliahnya tidak selesai. Di Jakarta lah suami Okky Agustina Sofyan serta ayah dari Kisya Alfaro Putra Sigit (2) dan Shakinah Adeliaputri Napasha (4 bln), itu muncul sebagai penyanyi. Dia bukan lagi anak pemalu, tetapi berubah menjadi salah satu idola kaum muda sekarang ini.
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.November 10, 2006
Konser Ungu Band Ricuh
PALOPO–Kelompok Band Ungu gagal memukau sekitar 10.000-an Cliquers Ungu (sebutan bagi para penggemar fanatik kelompok band tersebut) dalam konser di pelataran luar Stadion Lagaligo, Rabu malam lalu, 8 November. Penonton tidak bisa menikmati aksi panggung Pasha dkk dengan baik, karena konser ini ricuh.
Kericuhan terjadi, karena Pasha terlambat naik ke panggung. Soalnya, panitia terlambat membenahi listrik. Penonton yang telah memenuhi pelataran luar Stadion Lagaligo, protes karena sedianya konser ini dimulai pukul 20.00 Wita, tetapi sampai pukul 20.30 Wita, Pasha dkk tak juga muncul di atas panggung.
Penonton yang berada di bagian depan tiba-tiba menghujani panggung dengan batu dan botol-botol air mineral. Saat yang bersamaan, penonton yang belum masuk ke lokasi konser, membobol dinding yang terbuat dari seng, sehingga penonton yang belum memiliki tiket, langsung menerobos masuk.
Saat terjadi kericuhan, Kapolresta Palopo, AKBP Muh Arwin, naik ke panggung, untuk menenangkan penonton yang kian brutal. Kapolresta meminta penonton tenang, supaya konser Ungu Band bisa segera dilakukan.
"Mari kita jaga jalannya konser ini dengan tertib dan aman. Kalau penonton masih melempar, Ungu Band tidak akan tampil," teriak Kapolresta melalui sound system di hadapan para penonton.
Penonton mulai tenang setelah mendapat pengarahan dari Kapolresta. Selain itu, aparat kepolisian dan TNI AD mulai menenangkan penonton di bagian depan.
Pukul 21.00 Wita, setelah penonton mulai tenang dan panitia membersihkan panggung dari batu dan botol-botol air mineral, Ungu Band yang beranggotakan Pasha (vokal), Enda (gitar), Makki (bass) dan Rowman (drum) serta Oncy (gitar), tampil di atas panggung.
Pasha langsung tampil menghibur fans fanatiknya dengan lagu-lagu hits Ungu Band, seperti Andaiku Tau, Berikan Aku Cinta, Tercipta Untukku, Aku Bukan Pilihan, Selamat Lebaran, Surgamu, dll.
Saat membawakan lagu kedua, tiba-tiba terjadi lagi kericuhan. Penonton bagian belakang, kecewa karena suara Pasha yang merdu, tidak terdengar jelas. Sound systemnya kecil. Mereka melempar batu ke arah panggung. Akibatnya, penonton yang ada berdesak-desakan di bagian depan panggung itu, menjadi sasaran batu.
Dalam insiden ini, sedikitnya 15 penonton mengalami luka-luka. Lima orang di antaranya, sempat dilarikan ke UGD RSUD Sawerigading Palopo, karena luka di kepalanya terbilang serius.
Menurut Kapolresta, AKBP Muh Arwin, penonton yang mengalami luka-luka langsung ditolong petugas, dan dikeluarkan dari lokasi konser yang sesak penonton. Para korban dibawa ke RSUD menggunakan ambulans. "Dua penonton yang tertangkap tangan melempari penonton di bagian depan panggung, diamankan polisi," katanya.
Masih menurut Kapolresta, polisi memeriksa Randy, ketua panitia konser Ungu Band ini, karena dinilai lalai dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai ketua panita, karena konser Ungu Band ini berlangsung ricuh dan menyebabkan sekitar 15 penonton luka-luka.
"Dia diperiksa sebagai penanggung jawab kegiatan konser itu. Jika terbukti ia lalai hingga konser berjalan kacau dan tak terkendali, maka akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Sebab, konser ini menyebabkan adanya penonton konser luka-luka," katanya.
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.
Ungu Band Sukses Besar di Sulselra
LUAR biasa pesona Ungu Band. Dalam turnya bertajuk Clas Music in Tour With Ungu di lima kota Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra), Pasha dan kawan-kawan menuai sukses besar. Mereka bakal mengakhiri turnya malam ini di Colors Pub & Resto, Makassar.
Ungu Band mengawali turnya di Kota Kendari, Kamis (2/11) lalu. Puluhan ribu penonton tumpah ruah di Stadion Lakidende, Kendari. Sambutan hangat penonton seperti itu juga terjadi di Kota Bone dan Kota Palopo. Di tiga kota itu rata-rata penonton mencapai 20 ribu orang, bahkan di Palopo mencapai 25 ribu orang.Ungu Band memecahkan rekor penonton terbanyak di tiga kota itu selama tahun ini.
"Jumlah penonton itu bisa dihitung dari orang yang masuk dan menukarkan tiketnya dengan rokok Clas Mild. Di Kendari, Bone, dan Palopo, penonton yang menukarkan tiketnya dengan rokok mendekati angka 20 ribu bungkus," kata Haedir dari Clas Mild Makassar selaku sponsor utama tur Ungu Band.
Menurutnya, kecuali di Kolaka, penonton hanya mencapai 10 ribu lebih. Dan, diharapkan malam ini penggemar Ungu Band di Makassar juga tidak melewatkan menyaksikan aksi panggung Pasha di Colors.
Sebelum tampil malam hari, pukul 11.00 siang ini personel Ungu Band akan menggelar jumpa fans di Valentino Pool & Cafe. Bagi penggemar Ungu, bisa berdialog langsung dengan Pasha dan kawan-kawan.
Sudah dapat dipastikan, mengakhiri turnya di lima kota, nanti malam Pasha akan menyanyikan lagu-lagunya yang sudah akrab di telinga penggemarnya. Misalnya, lagu Surgamu, Andai Kutahu, dan lagu-lagu lainnya, so pasti dipersembahkan untuk warga Kota Makassar. Setidaknya Pasha akan menyanyikan 12 lagu di Clors nanti malam.
Band yang diawaki Makki, Onci, Pasha, Enda, dan Rowman, ini tur di lima kota melalui Fair Production sebagai promotour dan Ungu Production sebagai organized event.
Selain Ungu, turut pula menyemarakkan acara Class Music Tour ini adalah home band Colors, Punk Romance dan resident DJ Colors DJ Eq, yang dengan kekuatannya masing-masing akan menghibur clubbers Makassar.
Pasha, Anak Palu yang Jadi Idola
SAUDARA-saudaranya terperangah. Kok, Sigit tiba-tiba tampil sebagai vokalis Ungu Band? Sigit Purnomo Syamsudin Said yang berganti nama menjadi Pasha, bisa menjadi penyanyi?
"Saya juga kaget tiba-tiba adik saya menjadi penyanyi," kata kakak kandung Pasha, Helmy Syamsudin Said yang kini anggota DPRD Sulawesi Tengah dari Partai Demokrat. Itu pula yang dialami kakaknya yang lain, Uly, pemain sinetron di Jakarta.
Ketika sekolah di SMAN 2 Palu, Pasha memang sudah mulai bermain musik. Ia membentuk band di sekolahnya. Tetapi Pasha bukanlah vokalis, kecuali mahir bermain gitar atau keyboard.
Ayahnya, Syamsudin, memang termasuk penyanyi. Tahun 60-an, Syamsudin punya band di Donggala, dan dia sebagai vokalis. Tidak heran, setiap ada acara di Palu, anak-anaknya selalu disuruh tampil menyanyi. Kecuali Pasha, tidak pernah mau disuruh menyanyi.
Pasha memang anak pemalu. Dari 10 bersaudara, anak kelima itu tak seperti saudara-saudaranya yang tampil berani di depan umum. Helmy, misalnya, ketika kecil selalu tak segan-segan untuk tampil menyanyi di acara-acara yang dihadiri keluarganya.
Pasha lahir di Donggala, ibu kota Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, 27 November 1979. Ibunya, Andi Bumbeng Pasamalangi, berdarah Bone-Toraja, Sulawesi Selatan. Kedua orangtuanya memang selalu mendorong anak-anaknya bermain musik.
Tahun 1997, Pasha tamat di SMAN 2 Palu dan langsung ke Jakarta. Ia memilih melanjutkan studinya di IKJ Jakarta. Namun kuliahnya tidak selesai.
Di Jakarta lah suami Okky Agustina Sofyan serta ayah dari Kisya Alfaro Putra Sigit (2) dan Shakinah Adeliaputri Napasha (4 bln), itu muncul sebagai penyanyi. Dia bukan lagi anak pemalu, tetapi berubah menjadi salah satu idola kaum muda sekarang ini
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.
Besok Malam, Ungu di Lapangan Sudirman
GRUP band Ungu yang masuk jajaran band papan atas Indonesia, dan namanya terus meroket dipastikan tampil menghibur warga Balikpapan, Minggu (26/11) malam besok mulai pukul 19.00 Wita di Stadion Sudirman.
Penampilan grup band yang dimotori Pasha (vokal), Enda (gitar), Oncy (gitar), Makki (bass), dan Rowman (drum) itu tak lain dalam rangkaian tur keliling Indonesia mereka yang disponsori Gudang Garam.
“Sebelum tampil di Balikpapan, mereka tampil lebih dulu di Tanah Grogot, Pasir besok (hari ini),” ujar Operational Zoom Production Yunita kepada Kaltim Post kemarin. Zoom Production sendiri adalah Event Organizer (EO) konser Ungu yang bertajuk Popcoholic with Ungu Concert tersebut.
Saat tampil, Ungu akan membawakan 12 lagu andalan mereka baik dari album lama mereka hingga album religius Surgamu yang saat ini ramai diputar di berbagai stasiun radio maupun media elektronik. “Kemungkinan 12 lagu. Tapi lihat keadaan nanti. Kalau memungkinkan, bisa saja lebih dari itu,” jelas Yunita.
Untuk menyaksikan penampilan Ungu, pihak penyelanggara telah menyediakan kurang lebih 10 ribu tiket seharga Rp 10 ribu. “Murah memang. Apalagi mereka yang beli tiket dapat hadiah sebungkus rokok. Makanya, buruan beli di tempat-tempat yang telah kami sediakan seperti Toko Kaset Micky, SBI, Toko Kaset Budi, Distro Little Beat, Matahari Department Store,” tambahnya.
Sementara itu, Kapolresta Balikpapan AKBP Drs Gde Sugianyar mengatakan, pihaknya telah memberikan izin konser Ungu. Bahkan, untuk pengamanan, pihak Polresta Balikpapan bakal menurunkan 200 personel demi memperlancar jalannya konser.
“Kami sudah keluarkan izin dan untuk pengamanan akan kami bantu. Untuk personel yang akan turun mengamankan jalannya konser berkisar antara 200 orang. Ini demi menjaga kondusifnya Balikpapan,” kata Gde, kemarin.
Selain itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang berniat menjadi calo tiket konser Ungu ini untuk mengurungkan niatnya. “Sebab, kami pastikan akan melakukan penertiban. Kalau nekat, rasakan sendiri akibatnya,”
TEMPAT TERINDAH UNGU
.:: UCPS ::.
pasha ungu: saya orang paling bahagia di dunia
Lucunya, karena sudah terbiasa dengan nama populernya, ia merasa asing saat orang memanggil nama aslinya, Sigit. Ia bahkan sering tidak ngeh. “Saya nggak sadar yang dipanggil itu saya. Habis saya sudah terbiasa dipanggil Pasha,” ceplosnya.
ini rahasia Pasha Ungu (26) yang tak banyak diketahui orang. Pasha sebenarnya bukanlah nama aslinya. Nama asli Pasha adalah Sigit Purnomo Syamsudin Said. Dulu, ia biasa dipanggil Sigit. Nama Pasha baru dipakai saat Ungu rekaman album pertama. Konon, perusahaan rekaman yang meminta ia berganti nama. Alasannya, nama asli Pasha dianggap kurang komersial, juga identik dengan orang lain.
"Nama Sigit sudah ada beberapa yang memakai. Salah satunya Sigit Base Jam,” cetus Pasha suatu kali. Dari beberapa nama, pilihannya jatuh pada nama Pasha. Uniknya, itu nama mantan dramer Ungu. "Ada yang mengusulkan nama Pasha. Menurut saya, nama itu bagus. Jadilah nama itu saya pakai," kata ayah Kisya Alfaro Putra Sigit (2) dan Shakinah Adeliaputri Napasha ini.
Suami Okky Agustina Sofyan ini tak percaya, nama itu dibilang membawa keberuntungan. "Kata orang, what’s in a name. Apalah arti sebuah nama. Saya tak percaya nama bisa membawa keberuntungan. Soal rezeki semua diatur dari Atas. Lagi pula, kalau memang bawa hoki, seharusnya sejak dulu Ungu melejit dong," tegasnya.Lucunya, karena sudah terbiasa dengan nama populernya, ia merasa asing saat orang memanggil nama aslinya, Sigit. Ia bahkan sering tidak ngeh. “Saya nggak sadar yang dipanggil itu saya. Habis saya sudah terbiasa dipanggil Pasha,” ceplosnya.
Pasha lahir di Donggala, 27 November 1979. Usai menamatkan sekolah menengah, ia pindah ke Jakarta. Di ibukota, ia kuliah di Akademi Bahasa Asing (ABA) Cikini. Di kampus inilah ia bersinggungan dengan dunia musik. “Waktu ospek, saya orang yang paling sering kena hukuman. Kalau dihukum yang bisa saya lakukan, ya cuma bernyanyi,” ujarnya. Nah, vokal Pasha itu menarik perhatian rekannya. Rekannya itulah yang mengajak bergabung dengan Nuansa Band. “Katanya suara saya cocok dengan warna musik mereka,” ujar Pasha lagi.
Seperti band lain, Nuansa Band juga kepengin meramaikan kancah musik lokal. Mulailah mereka mengirimkan demo ke berbagai perusahaan rekaman. Sayang, tak satu pun melirik. “Selama menunggu kepastian demo rekaman, hubungan kami jadi renggang,” cerita Pasha. Di saat band ini mulai retak, Pasha dapat tawaran dari band Ungu yang tengah mencari vokalis. “Setelah jam session bareng Ungu, saya ditawari jadi vokalis,” sambungnya. Setelah berpikir masak-masak, tawaran itu diterimanya. “Saya ngomong baik-baik ke teman-teman di Nuansa Band. Saya bilang, nggak bisa menunggu sesuatu yang nggak pasti. Untungnya, anak-anak ngerti dengan penjelasan saya,” katanya lagi. Pasha resmi bergabung dengan Ungu sekitar November 1998.
Bersama Ungu, Pasha mulai membuat lagu. Lagu-lagu itu, juga karya personel lain, sering dapat pujian saat dipentaskan. Bahkan ada yang menyebut tembang-tembang mereka layak dihimpun dalam album. ”Meski awalnya nggak percaya diri, kami membuat demo master,” beri tahu Pasha. Setelah beberapa bulan menunggu, Warner Music Indonesia menyatakan tertarik. Ungu lantas diminta menyumbangkan lagu buat album kompilasi Klik (2000). Tak puas dengan satu lagu, Ungu minta rekaman satu album. “Tapi ternyata kerja sama dengan Warner Music tak dilanjutkan. Kami terpaksa harus mencari perusahaan rekaman lagi,” ujar Pasha.
Perusahaan Rekaman Hemaswara kemudian merekrut mereka. Kolaborasi Ungu-Hemaswara melahirkan album Laguku (2002). Album yang mengandalkan lagu Bayangan Semu ini terjual sekitar 150 ribu keping. Album kedua mereka, Tempat Terindah, juga dapat atensi lumayan. Toh meski begitu, Ungu masih dianggap band kelas dua. Barulah di album ketiga, Melayang, Ungu memberi bukti. Album yang sarat hits itu totalnya telah terjual mendekati angka satu juta keping. Sukses itu berlanjut di album religius SurgaMu, yang diluncurkan Ramadhan lalu. Dalam dua bulan, album ini terjual lebih dari 300 ribu keping. Berkat album ini Ungu mendapat penghargaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Dan nama Pasha pun makin berkibar. *bin
Album Melayang terjual hampir satu juta keping, dan SurgaMu terjual 300 ribu keping dalam waktu yang singkat. Apa rahasianya?
Sukses yang diraih ini barangkali buah manis dari kesabaran Ungu selama ini. Kami tak pernah patah arang meski album-album kami sebelumnya tak begitu laku. Kami menganggap itu sebagai bagian dari proses pembelajaran Ungu. Nah, dari proses itulah kami belajar banyak. Dan di album ketiga kami bisa meramu formula yang tepat. Dan hasilnya, ya seperti sekarang ini.
Apakah Anda merasa Ungu kini telah berada di puncak karier?
Wah, sayasih nggak merasa kini berada di puncak. Justru sedang menuju puncak.Pasalnya kalau sudah di puncak ‘kan bisa turun. Saya sih kepengin Ungu besok lebih baik dari hari ini.
Adakah ketakutan Ungu bakal mengalami perpecahan seperti Peterpan, misalnya?
Saya sih yakin Ungu tak bakal mengalami perpecahan. Dan insya Allah band ini akan selalu solid. Saya yakin, karena sedari awal susah dan senang kami tanggung bareng-bareng. Waktu album kami tak laku, kami menghadapi bersama-sama. Begitu juga ketika angka penjualan tinggi. Kami juga merasa sudah klop satu sama lain.
Karier Anda kini sedang bersinar. Anda juga punya istri yang cantik dan anak-anak yang lucu. Bagaimana rasanya?
Pastilah saya bahagia. Siapa yang tak bahagia bila punya karier bagus, istri yang cantik dan pengertian serta anak-anak yang lucu. Saya bahkan merasa sebagai orang paling bahagia di dunia ini. Tugas nomor satu saya adalah menjaga serta melindungiistri dan anak-anak saya.
Belakangan Anda suka memakai kacamata. Kepengin menyaingi Ian Kasela nih?
Wah, nggak. Kacamata saya ‘kan nggak gelap seperti Ian Kasela. Saya memakai kacamata karena mata saya memang minus. Lagi pula kacamata itu jarang saya pakai saat konser.
Sadarkah kalau gaya dandan Anda sering ditiru penggemar?
Saya tahu itu. Di beberapa daerah, saya sering melihat banyak orang meniru gaya saya. Mulai dari rambut, pakaian sampai celana persis saya. Tapi itu nggak apa-apa. Toh saya pun sebenarnya juga memakai style yang sudah ada.
Pernah punya pengalaman tak enak dengan penggemar?
Beberapa waktu lalu ada penggemar yang main ke rumah. Saya sempat meladeni dia. Mungkin karena diladeni, eh besoknya dia kembali lagi dengan membawa teman yang lebih banyak. Saya risih saja dengankelakuan penggemar seperti itu. Waktu saya di rumah ‘kan cuma sedikit. Saya ingin menggunakannya semaksimal mungkin. Kalau di rumah saya cuma ingin istirahat atau main dengan anak-anak. Bukan mengurusi hal yang lain. Tapi nggak enaknya, kalau tak meladeni penggemar, saya dibilang sombong. Kalau dicakar dan dicubit penggemar, dari zaman album belum laku sih sudah sering.
Bagaimana kalau soal hilang suara saat manggung?
Pernah. Terakhir, waktu manggung di Soundrenaline di Ancol, suara saya sempat hilang. Mungkin karena reak (dahak) mengumpul di tenggorokan dan saya dehidrasi lantaran cuaca yang panas, suara saya jadi hilang. Menurutdokter, penyebab suara saya hilang karena kecapekan.
Masih suka mengendarai motor besar?
Masih. Kalau ada waktu senggang saya pasti keliling-keliling pakai motor itu. Waktu Ungu konser di Bogor kemarin (Pasha menetap di Bogor), saya pergi naik motor. Motornya sih nggak ditaruh di area konser, tapi dititipkan di hotel. Dari hotel ke lokasi konser, saya menggunakan mobil. Di Bogor saya ikut klub pecinta motor besar. Salah satu anggotanya Ferdy Element.
"Nama Sigit sudah ada beberapa yang memakai. Salah satunya Sigit Base Jam,” cetus Pasha suatu kali. Dari beberapa nama, pilihannya jatuh pada nama Pasha. Uniknya, itu nama mantan dramer Ungu. "Ada yang mengusulkan nama Pasha. Menurut saya, nama itu bagus. Jadilah nama itu saya pakai," kata ayah Kisya Alfaro Putra Sigit (2) dan Shakinah Adeliaputri Napasha ini.
Suami Okky Agustina Sofyan ini tak percaya, nama itu dibilang membawa keberuntungan. "Kata orang, what’s in a name. Apalah arti sebuah nama. Saya tak percaya nama bisa membawa keberuntungan. Soal rezeki semua diatur dari Atas. Lagi pula, kalau memang bawa hoki, seharusnya sejak dulu Ungu melejit dong," tegasnya.Lucunya, karena sudah terbiasa dengan nama populernya, ia merasa asing saat orang memanggil nama aslinya, Sigit. Ia bahkan sering tidak ngeh. “Saya nggak sadar yang dipanggil itu saya. Habis saya sudah terbiasa dipanggil Pasha,” ceplosnya.
Pasha lahir di Donggala, 27 November 1979. Usai menamatkan sekolah menengah, ia pindah ke Jakarta. Di ibukota, ia kuliah di Akademi Bahasa Asing (ABA) Cikini. Di kampus inilah ia bersinggungan dengan dunia musik. “Waktu ospek, saya orang yang paling sering kena hukuman. Kalau dihukum yang bisa saya lakukan, ya cuma bernyanyi,” ujarnya. Nah, vokal Pasha itu menarik perhatian rekannya. Rekannya itulah yang mengajak bergabung dengan Nuansa Band. “Katanya suara saya cocok dengan warna musik mereka,” ujar Pasha lagi.
Seperti band lain, Nuansa Band juga kepengin meramaikan kancah musik lokal. Mulailah mereka mengirimkan demo ke berbagai perusahaan rekaman. Sayang, tak satu pun melirik. “Selama menunggu kepastian demo rekaman, hubungan kami jadi renggang,” cerita Pasha. Di saat band ini mulai retak, Pasha dapat tawaran dari band Ungu yang tengah mencari vokalis. “Setelah jam session bareng Ungu, saya ditawari jadi vokalis,” sambungnya. Setelah berpikir masak-masak, tawaran itu diterimanya. “Saya ngomong baik-baik ke teman-teman di Nuansa Band. Saya bilang, nggak bisa menunggu sesuatu yang nggak pasti. Untungnya, anak-anak ngerti dengan penjelasan saya,” katanya lagi. Pasha resmi bergabung dengan Ungu sekitar November 1998.
Bersama Ungu, Pasha mulai membuat lagu. Lagu-lagu itu, juga karya personel lain, sering dapat pujian saat dipentaskan. Bahkan ada yang menyebut tembang-tembang mereka layak dihimpun dalam album. ”Meski awalnya nggak percaya diri, kami membuat demo master,” beri tahu Pasha. Setelah beberapa bulan menunggu, Warner Music Indonesia menyatakan tertarik. Ungu lantas diminta menyumbangkan lagu buat album kompilasi Klik (2000). Tak puas dengan satu lagu, Ungu minta rekaman satu album. “Tapi ternyata kerja sama dengan Warner Music tak dilanjutkan. Kami terpaksa harus mencari perusahaan rekaman lagi,” ujar Pasha.
Perusahaan Rekaman Hemaswara kemudian merekrut mereka. Kolaborasi Ungu-Hemaswara melahirkan album Laguku (2002). Album yang mengandalkan lagu Bayangan Semu ini terjual sekitar 150 ribu keping. Album kedua mereka, Tempat Terindah, juga dapat atensi lumayan. Toh meski begitu, Ungu masih dianggap band kelas dua. Barulah di album ketiga, Melayang, Ungu memberi bukti. Album yang sarat hits itu totalnya telah terjual mendekati angka satu juta keping. Sukses itu berlanjut di album religius SurgaMu, yang diluncurkan Ramadhan lalu. Dalam dua bulan, album ini terjual lebih dari 300 ribu keping. Berkat album ini Ungu mendapat penghargaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Dan nama Pasha pun makin berkibar. *bin
Album Melayang terjual hampir satu juta keping, dan SurgaMu terjual 300 ribu keping dalam waktu yang singkat. Apa rahasianya?
Sukses yang diraih ini barangkali buah manis dari kesabaran Ungu selama ini. Kami tak pernah patah arang meski album-album kami sebelumnya tak begitu laku. Kami menganggap itu sebagai bagian dari proses pembelajaran Ungu. Nah, dari proses itulah kami belajar banyak. Dan di album ketiga kami bisa meramu formula yang tepat. Dan hasilnya, ya seperti sekarang ini.
Apakah Anda merasa Ungu kini telah berada di puncak karier?
Wah, sayasih nggak merasa kini berada di puncak. Justru sedang menuju puncak.Pasalnya kalau sudah di puncak ‘kan bisa turun. Saya sih kepengin Ungu besok lebih baik dari hari ini.
Adakah ketakutan Ungu bakal mengalami perpecahan seperti Peterpan, misalnya?
Saya sih yakin Ungu tak bakal mengalami perpecahan. Dan insya Allah band ini akan selalu solid. Saya yakin, karena sedari awal susah dan senang kami tanggung bareng-bareng. Waktu album kami tak laku, kami menghadapi bersama-sama. Begitu juga ketika angka penjualan tinggi. Kami juga merasa sudah klop satu sama lain.
Karier Anda kini sedang bersinar. Anda juga punya istri yang cantik dan anak-anak yang lucu. Bagaimana rasanya?
Pastilah saya bahagia. Siapa yang tak bahagia bila punya karier bagus, istri yang cantik dan pengertian serta anak-anak yang lucu. Saya bahkan merasa sebagai orang paling bahagia di dunia ini. Tugas nomor satu saya adalah menjaga serta melindungiistri dan anak-anak saya.
Belakangan Anda suka memakai kacamata. Kepengin menyaingi Ian Kasela nih?
Wah, nggak. Kacamata saya ‘kan nggak gelap seperti Ian Kasela. Saya memakai kacamata karena mata saya memang minus. Lagi pula kacamata itu jarang saya pakai saat konser.
Sadarkah kalau gaya dandan Anda sering ditiru penggemar?
Saya tahu itu. Di beberapa daerah, saya sering melihat banyak orang meniru gaya saya. Mulai dari rambut, pakaian sampai celana persis saya. Tapi itu nggak apa-apa. Toh saya pun sebenarnya juga memakai style yang sudah ada.
Pernah punya pengalaman tak enak dengan penggemar?
Beberapa waktu lalu ada penggemar yang main ke rumah. Saya sempat meladeni dia. Mungkin karena diladeni, eh besoknya dia kembali lagi dengan membawa teman yang lebih banyak. Saya risih saja dengankelakuan penggemar seperti itu. Waktu saya di rumah ‘kan cuma sedikit. Saya ingin menggunakannya semaksimal mungkin. Kalau di rumah saya cuma ingin istirahat atau main dengan anak-anak. Bukan mengurusi hal yang lain. Tapi nggak enaknya, kalau tak meladeni penggemar, saya dibilang sombong. Kalau dicakar dan dicubit penggemar, dari zaman album belum laku sih sudah sering.
Bagaimana kalau soal hilang suara saat manggung?
Pernah. Terakhir, waktu manggung di Soundrenaline di Ancol, suara saya sempat hilang. Mungkin karena reak (dahak) mengumpul di tenggorokan dan saya dehidrasi lantaran cuaca yang panas, suara saya jadi hilang. Menurutdokter, penyebab suara saya hilang karena kecapekan.
Masih suka mengendarai motor besar?
Masih. Kalau ada waktu senggang saya pasti keliling-keliling pakai motor itu. Waktu Ungu konser di Bogor kemarin (Pasha menetap di Bogor), saya pergi naik motor. Motornya sih nggak ditaruh di area konser, tapi dititipkan di hotel. Dari hotel ke lokasi konser, saya menggunakan mobil. Di Bogor saya ikut klub pecinta motor besar. Salah satu anggotanya Ferdy Element.
Senin, 19 Desember 2011
Langganan:
Postingan (Atom)