.:: UCPS ::.October 31, 2006
Ungu Diusir dari Istana Wapres
Puncak perayaan Hari Sumpah Pemuda di Istana Wakil Presiden Jusuf Kalla di Merdeka Selatan, Jakarta, kemarin menyisakan rasa sakit hati di benak para personel Ungu. Grup band yang namanya sedang melejit itu seharusnya datang untuk menerima salah satu penghargaan dari Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault. Tapi, mereka terpaksa pulang dengan tangan hampa, bahkan sebelum acara dimulai.
Penyebabnya, tutur Cita, manajer Ungu, pakaian yang dikenakan Pasha, Enda, Rowman, Makki, dan Oncy, dinilai tidak memenuhi aturan protokoler. Alhasil, baru memasuki areal istana, mereka langsung "dipersilakan" keluar oleh beberapa petugas berpakaian safari.
Cita yang pada kesempatan itu ikut mendampingi Pasha dan teman-teman sebenarnya dapat memaklumi larangan tersebut. Namun, tutur Cita, anak-anak Ungu merasa sakit hati dengan cara petugas yang dianggap terlalu kasar saat meminta mereka pergi.
"Cuma, teguran yang terlalu keras disesalkan sama anak-anak. Terlalu kasar. Sudah gitu, di depan tamu undangan lain. Tapi, mau bagaimana lagi," sesal Cita saat dihubungi kemarin.
Sebetulnya, menurut Cita, personel Ungu berusaha tampil sopan ke acara yang juga dihadiri beberapa pejabat tinggi negara tersebut. Namun, keadaan tidak memungkinkan mereka untuk berpakaian "sempurna".
Sehari sebelum acara, Minggu lalu (29/10), Ungu masih harus show di Makassar. Untuk memenuhi undangan di Istana Wapres tersebut, Ungu sengaja terbang ke Jakarta menggunakan pesawat paling pagi. "Sampai di Jakarta sudah pukul delapan. Jadi, nggak sempat pulang untuk mengambil baju," jelas Cita.
Karena itu, Ungu hanya memakai pakaian yang ada di koper mereka. "Dengan kondisi seperti itu, kami sudah berusaha tampil sopan. Anak-anak sudah pakai jas. Tapi, bawahannya jins. Itu yang jadi masalah," terangnya. "Sebenarnya, panitia acara sudah mengusahakan agar kami masuk. Tapi, komandan protokoler tetap menyatakan tidak bisa," lanjut Cita lirih.
Ditanya apa penghargaan yang akan diterima Ungu kemarin, Cita menjawab, "Ungu dinilai sebagai band anak muda yang punya album religi. Lagu-lagu Ungu juga dinilai paling banyak ciptaan sendiri, bukan aransemen ulang atau jiplak dari mana-mana. Selain itu, album kami dianggap sukses di pasaran."
Penjualan album terbaru Ungu yang juga merupakan album religi pertama mereka, SurgaMu, memang terbilang fantastis, mengungguli band-band lain yang mengeluarkan album serupa. Hanya dalam tempo dua minggu, penjualan album tersebut menembus angka 150 ribu kopi. Hingga saat ini, album mereka terjual lebih dari 400 ribu kopi.
Entah bagaimana kelanjutan dari penghargaan yang hari itu gagal diterima anak-anak Ungu tersebut. "Soal penghargaan itu, belum tahu gimana-gimananya. Sekarang anak-anak lagi istirahat sambil menenangkan diri. Soalnya, besok (hari ini) harus berangkat ke Sulawesi lagi," jelas Cita.
Dihubungi secara terpisah, Makki mengaku sangat kecewa dengan kejadian itu. Terlebih, mereka sangat mengharapkan bisa datang ke acara tersebut. "Iyalah, pasti kecewa banget. Kami sudah bela-belain terbang dari Makassar, tapi ternyata gagal hanya karena jins," kata Makki yang mengaku masih kelelahan akibat jadwal padat.
"Padahal, kami sudah tanya-tanya soal protokoler sebelumnya. Tapi, sudahlah. Saya nggak mau menyalahkan siapa-siapa. Ungu sendiri juga nggak salah. Ini cuma masalah miskomunikasi saja," ungkap Makki.
0 komentar:
Posting Komentar